Langsung ke konten utama

APAKAH ANDA BERADA DALAM KERAJAAN ALLAH?

KERAJAAN ALLAH ADA DI DALAM ANDA

 

“Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan, ‘Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana!’ Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu” (Lukas 17:20-21).

 

Bagian pertama dari ayat di atas sangatlah mudah kita pahami. Akan tetapi kesalah pahaman bagian ke-duanya telah membuat banyak orang keliru dalam menggambarkan seperti apa Kerajaan yang dimaksud di sini.

 

Ketika Yesus datang ke bumi ini, orang Yahudi mencari Mesias untuk mengangkat harkat mereka menjadi satu bangsa yang terkemuka. Daripada mendengarkan berita pertobatan, mereka mengantisipasi kedatangan seorang Penyelamat yang akan memimpin mereka dalam pembebasan bangsa mereka dari penindasan. Beberapa pemimpin agama mereka memang sungguh percaya akan kedatang Juruselamat yang membebaskan mereka dari penjajahan Romawi karena telah menyelidikinya di dalam Kitab Suci. Israel adalah bangsa pertama yang menemukan janji kedatangan Juruselamat yang dijanjikan itu.

 

Pada ayat di atas, Yesus memberitahukan orang-orang Farisi bahwa pikiran mereka salah. Kedatangan pertama Yesus adalah untuk memberitakan “injil Kerajaan Sorga” (Markus 1:14-15) dan untuk membayar upah dosa-dosa manusia. Kemudian, Dia akan “menyatakan diriNya sekali lagi …. untuk menganugerahkan keselamatan” (Ibrani 9:28) dan mendirikan Kerajaan Allah di bumi ini. 

 

Nanti pada saat Yesus kembali, sungguh akan ada tanda-tanda yang dramatis dan semua orang akan dapat melihat (Matius 24:5-14, 21-27; Wahyu 1:7). Akan tetapi dalam firmanNya yang berkata, “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah; juga orang tidak dapat mengatakan, ‘Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana!’” (Lukas 17:20-21), Yesus ingin menjelaskan kepada orang-orang Farisi pada saat itu bahwa meskipun mereka telah meneliti Kitab Suci dengan seksama, mereka tidak mampu mengidentifikasi Mesias dan kedatanganNya karena kesalah pahaman mereka.

 

Lagi pula, mereka tidak akan mungkin bisa melihat tanda-tanda yang terjadi atas kedatanganNya yang ke-dua kalinya nanti, karena mereka sudah mati semua. Lagipula, beda dengan yang mereka harapkan, yakni tanda-tanda menakjubkan yang mereka cari-cari. Sebagaimana Yesus katakan bahwa “hari” kedatanganNya akan terjadi pada suatu periode yang akan datang jauh setelah zaman orang-orang Farisi itu.

 

Setelah mengatakan bahwa orang-orang Farisi itu tidak akan dapat meneliti Kerajaan Allah yang akan datang menurut apa yang mereka harapkan, Dia berkata, “Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu” (ayat 21).

 

Di dalam bacaan ini, entos (bahasa Yunani yang diterjemahkan “within” yakni yang kita artikan “di antara”) juga dapat diartikan “in the midst of” yang artinya di tengah-tengah (Vine’s Compete Expository Dictionary of Old and New Testament Words).

 

Alkitab versi New American Standard, New International, Modern King James dan Green’s Leteral Translation menerjemahkannya “in your midst.” Dalam artian ini, Yesus, yang akan menjadi Raja di dalam Kerajaan Allah yang akan datang. Pada saat itu sedang berdiri di tengah-tengah orang-orang Farisi itu, yakni pada saat Dia mengucapkan perkataan “in your midst.” Terjemahan ini jelas lebih baik, sebab Kerajaan Allah tidaklah berarti ada di dalam hati orang-orang Farisi itu.

 

Jadi bagaimana dengan konsep umum yang mengatakan Kerajaan Allah itu ada di dalam hati kita? Apakah Anda membacara buku atau mendengar pendeta yang mengkhotbahkan, surga ada di dalam hati kita? Apakah Kitab Suci menunjukkan bahwa subyek ini semestinya ada pada pikiran kita? Yesus Kristus tidak mungkin mengatakan kepada orang-orang Farisi bahwa Kerajaan Allah adalah sesuatu yang ada di dalam hati atau pikiran mereka — bagaimanapun, mereka adalah orang-orang yang ingin menghancurkan Dia. Bagaimanapun juga, Yesus mengajarkan kita supaya berdoa untuk datangnya Kerajaan Allah (Matius 6:10). Yesus bahkan memberi perintah kepada kita untuk mencari “kerajaan Allah” dan “kebenaranNya” terlebih dahulu.

 

Apabila kita telah bertobat dari dosa-dosa kita, dibaptiskan dan mulai mengikuti bimbingan Roh Kudus, kita dengan rela hati menempatkan diri kita di bawah hukum-hukum dan kuasa Kerajaan Allah yang akan datang. Kita berserah sepenuhnya kepada Raja kita Yesus, dalam Roh Kudus.

 

Menggambarkan proses ini, Paulus, yang pada saat itu sebagai seorang tawanan di Roma, menjelaskan, “Ia [Allah Bapa] telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita kedalam kerajaan AnakNya yang kekasih” (Kolose 1:13). Jadi ada suatu pemahaman bagi kita bahwa secara simbol kita “dipindahkan,” “dialihkan” (Versi King James) atau “ditransfer” (Versi English Standard) ke dalam Kerajaan pada saat kita bertobat bagi Allah dan mulai hidup menurut perintahNya. Ini pemahaman Paulus yang sedikit dipahami apalagi dipatuhi orang Kristen.

 

Firman itu menuntut kepatuhan utama kita ditransfer dari kerajaan dunia ini ke dalam Kerajaan Allah. Dengan demikian kita tunduk pada hukum-hukum yang berbeda (hukum-hukum Allah) dan kita menjadi anggota bagi suatu komunitas yang berbeda (Jemaat Allah).

 

Roh Kudus menolong kita untuk menuruti hukum-hukum Allah. Roh Kudus yang  “membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban” ini (2 Timotius 1:7) memberi kita kemampuan untuk hidup menurut hukum-hukum Allah meskipun kita masih manusia yang penuh dengan kelemahan-kelemahan manusiawi. Mereka yang dipimpin Roh Allah adalah “anak-anak Allah” (Roma 8:14).

 

Roh ini juga memberi kuasa kepada Jemaat Allah untuk menunaikan tugas pelayanan dan pemberitaan injil. Dalam hal ini, kita memiliki peluang untuk “mengecap karunia sorgawi … dan karunia-karunia yang akan datang” (Ibrani 6:4-5).

 

Meskipun Alkitab berbicara bahwa “kewargaan” kita ada di sorga setelah kita dibaptis (Filipi 3:20), untuk memasuki Kerajaan Allah, wujud kita sebagai manusia harus diubah dari darah dan daging menjadi wujud roh. Berubah dari yang dapat binasa menjadi yang tak dapat binasa, pada saat Yesus datang yang kedua kalinya (1 Korintus 15:50-53; Ibrani 9:28). Ketika Kerajaan Allah telah didirikan di bumi ini, kerajaan itu akan menguasai seluruh “kerajaan dunia” ini (Wahyu 11:15).

 

Sayangnya manusia selalu terjebak dalam kebodohan. Dalam membaca pernyataan Yesus yang mengatakan “kerajaan Allah ada di antara kamu,” banyak orang telah salah paham dengan membatasi pengertian Kerajaan Allah itu sebagai sebuah sudut pandang filosofis atau suatu cara pikir.

 

Realitanya ialah bahwa Kerajaan Allah yang akan datang akan jauh lebih nyata daripada sekedar apa yang ada di dalam hati dan pikiran pengikut-pengikut Yesus. Pada kenyataannya, Kerajaan inilah yang akan dimasuki oleh orang-orang setia Allah pada kedatangan Kristus yang ke-dua kalinya dan yang akan didirikanNya di bumi ini. Tetapi yang lebih penting lagi, kalau kita selagi masih di bumi ini, masih hidup sekarang sebagai orang Kristen, sudah diselamatkan dari dosa, sudah dipindahkan dari kegelapan ke dalam terang, terus kita harus bagaimana?

 

Kita pertegas lagi. Apa yang Yesus maksud ketika Dia berkata "kerajaan Allah ada di dalam kamu"? Apakah Kerajaan Allah hanya ada di hati dan pikiran kita? Apakah Kerajaan Allah ada di dalam hati kita? Jawabnya: Tidak.

Pernyataan Kristus bahwa "kerajaan Allah ada di dalam kamu" adalah terjemahan yang buruk dari bahasa Yunani asli. Frasa itu dan dapat diterjemahkan "kerajaan Allah ada di antara kamu." Pemeriksaan yang lebih dekat mengungkapkan bahwa Dia sebenarnya menyebut diri-Nya sebagai wakil Kerajaan itu. Yesus adalah Raja dari Kerajaan Surga, Dia adalah Raja dari Kerajaan Allah ketika Dia ada di Israel dalam wujudNya sebagai manusia.

Apa yang Yesus maksud ketika Dia berkata, "Kerajaan Allah ada di dalam kamu?"

Jawaban sederhananya adalah bahwa Yesus mengatakan bahwa Dia, Raja Kerajaan Allah yang akan datang, berdiri di tengah-tengah para pencela-Nya.

Ketika Yesus datang ke bumi, orang-orang Yahudi mencari Mesias untuk datang dan mengangkat bangsa Yahudi untuk menonjol. Alih-alih mendengar pesan pertobatan, mereka mengantisipasi dan mengharapkan seorang Pembebas yang akan memimpin mereka dalam pembebasan bangsa mereka yang berhasil. Beberapa otoritas keagamaan tampaknya percaya bahwa merekalah, karena penyelidikan yang cermat dalam Kitab Suci, akan menjadi orang-orang yang pertama kali menemukan kedatangan Juruselamat yang dijanjikan. Sama seperti Pengkhotbah akhir zaman, menganggap diri merekalah yang pertama memasuki zaman yang akan datang hanya karena sudah menyelidikinya, tanpa mempedulikan sikap hidup yang dituntut dari dirinya menyongsong apa yang dia khotbahkan. Memang lebih mudah bicara sesuai pemahaman sendiri, daripada melakukan apa yang seharusnya. Masalahnya: siapa yang menentukan apa yang seharusnya?

Dalam perikop yang disebutkan di atas, Yesus memberi tahu orang-orang Farisi bahwa pemikiran mereka keliru. Kedatangan Yesus yang pertama adalah untuk memberitakan “Injil Kerajaan Allah” (Markus 1: 14-15) dan membayar hukuman atas dosa-dosa umat manusia. Belakangan, Dia akan "muncul untuk yang kedua kalinya ... untuk keselamatan" (Ibrani 9:28) dan pendirian Kerajaan Allah di bumi ini.

Yesus menyatakan hal yang sama ketika Dia diadili di hadapan Pilatus. Ketika ditanya apakah Dia adalah Raja orang Yahudi, Yesus menjawab, “Kerajaan saya bukan dari dunia ini. Jika kerajaan-Ku adalah dari dunia ini, hamba-hamba-Ku akan berperang, sehingga aku tidak akan diserahkan kepada orang-orang Yahudi; tetapi sekarang Kerajaan-Ku bukan dari sini” (Yohanes 18:36).

Ketika Yesus kembali, memang akan ada tanda-tanda dramatis bahwa semua akan dapat membedakan (Matius 24: 5-14, 21-27; Wahyu 1: 7). Namun dengan mengatakan, “Kerajaan Allah tidak datang dengan pengamatan; mereka juga tidak akan berkata, 'Lihat di sini!' atau 'Lihat di sana!'” (Lukas 17: 20-21), Yesus sedang menjelaskan kepada orang-orang Farisi pada generasi itu bahwa, terlepas dari upaya mereka yang cermat, pemahaman mereka yang keliru tidak akan memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi kedatangan pertama Mesias.

Selain itu, mereka tidak akan melihat tanda-tanda yang mengejutkan dari kedatangan-Nya yang kedua — tanda-tanda yang mereka cari. Sebagaimana dicatat oleh Yesus, kedatangan-Nya yang kedua akan terjadi di “hari” lain (ayat 24) —sebuah periode waktu yang lama setelah orang-orang Farisi yang kepadanya Dia berbicara telah hidup dan mati.

Setelah memberi tahu orang-orang Farisi bahwa mereka tidak akan dapat mengamati kedatangan Kerajaan Allah dengan cara yang mereka perkirakan, Dia berkata, “Karena memang Kerajaan Allah ada di dalam kamu” (ayat 21).

Dalam pengertian ini, Yesus, Raja Kerajaan Allah yang akan datang, berdiri di tengah-tengah orang Farisi. Terjemahan-terjemahan ini jelas lebih baik, karena Kerajaan Allah tidak ada dalam hati orang-orang Farisi ini. Hati orang Farisi diisi oleh hal-hal duniawi, bukan surgawi.

Kerajaan Allah tidak datang dengan cara yang orang-orang Farisi harapkan. Kerajaan tidak akan diresmikan dengan tontonan atau kemegahan. Tidak akan ada pemimpin besar dan agung yang mempertaruhkan klaim geografis dan mengalahkan Romawi. Kerajaan itu akan datang secara diam-diam dan tak terlihat, sama seperti ragi bekerja dalam adonan (lihat Matius 13:33).  Yesus berkata, Kerajaan sudah dimulai, tepat di bawah hidung orang-orang Farisi. Allah memerintah di hati beberapa orang, dan Raja Sendiri berdiri di antara mereka, meskipun orang-orang Farisi tidak menyadari fakta itu.

Ada tiga interpretasi populer dari kata-kata Yesus dalam Lukas 17:21 bahwa kerajaan Allah ada di dalam diri Anda (atau di antara Anda):

1) kerajaan Allah pada dasarnya adalah di dalam hati, di dalam hati manusia; 

2) kerajaan ada dalam jangkauan Anda jika Anda membuat pilihan yang benar; dan

3) kerajaan Allah ada di tengah-tengah Anda dalam pribadi dan kehadiran Yesus. Tafsiran-tafsiran terbaik ini, tampaknya, adalah yang ketiga: Yesus meresmikan kerajaan ketika Ia mengubah hati manusia, satu demi satu.

Untuk saat ini, kerajaan Kristus bukan dari dunia ini (Yohanes 18:36). Namun, suatu hari kerajaan Allah akan dinyatakan di bumi (Yesaya 35: 1), dan Yesus Kristus akan memerintah kerajaan fisik dari takhta Daud (Yesaya 9: 7) dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya (Zakharia 8: 3).

Kristus menunjukkan paradoks bahwa orang-orang Farisi tidak memiliki ketajaman rohani untuk mengakui bahwa pesan Kerajaan Allah sudah dekat atau ditawarkan kepada mereka ( Matius 23: 15-17 ). Untuk menekankan hal ini, Yesus, yang akan menjadi Raja segala Raja di Kerajaan itu, merujuk kepada diri-Nya sendiri ketika Dia berkata "kerajaan Allah ada di antara kamu" atau "di tengah-tengahmu." Orang-orang Farisi yang buta secara rohani tidak mengenali Yesus sebagai Perwakilan ilahi dari Kerajaan itu.

Daripada memberi tahu orang-orang Farisi bahwa Kerajaan Allah adalah sesuatu di dalam hati mereka, Yesus Kristus memperingatkan mereka bahwa mereka begitu buta secara rohani sehingga mereka tidak dapat mengenali personifikasi Kerajaan itu di dalam Dia. Tidak ada dasar dalam perikop ini meminta kita percaya bahwa Kerajaan Allah berada di hati seseorang, apalagi  menjadi pemerintah yang memerintah dunia secara literal.

Kerajaan Allah pada dasarnya adalah pemerintahan penebusan Allah. Namun mudah untuk mengabaikan tema penting ini dalam kehidupan Yesus, dan tergoda untuk berasumsi daripada menyelidiki pentingnya kerajaan bagi Yesus. Namun, ketika kita kehilangan arti penting kerajaan bagi Yesus, kita dapat kehilangan arti penting kerajaan bagi teologi dan etika Alkitab. Kita kehilangan arti penting Kerajaan Allah bagi gereja, bagi kekristenan.

 

Jadi seberapa pentingkah kerajaan Allah bagi Yesus? Apa hubungannya dengan pemecahan kerajaan eskatologis? Mari kita periksa sepuluh cara Yesus terkait dengan kerajaan.

 

1. Yesus meresmikan kerajaan.

Dengan kedatangan Kristus, kerajaan tidak dimulai pada penobatan raja yang perkasa tetapi dalam kelahiran bayi yang menangis. Namun ketika pelayanan Yesus dimulai di Markus, ia mengumumkan, “Waktunya telah genap, dan kerajaan Allah sudah dekat; bertobat dan percaya kepada Injil” (Markus 1:15). Apa yang sudah lama dinanti-nantikan Israel, kini Kristus telah diresmikan.

 

2. Yesus adalah kerajaan.

Di mana raja berada, di situ ada kerajaan. Inilah sebabnya mengapa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Kerajaan Allah ada di tengah-tengah kamu" (Lukas 17:21).  Yesus mewujudkan budaya kerajaan umat Allah di tempat Allah di bawah pemerintahan Allah. Yesus adalah penguasa yang setia dan warga negara kerajaan yang saleh.

3. Yesus mengarahkan kerajaan.

Yesus menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk memberitakan kerajaan. Yesus menggambarkan misinya dengan mengatakan bahwa Ia “harus memberitakan kabar baik Kerajaan Allah” (Lukas 4:43).

 

4. Yesus menyatakan kerajaan.

Melalui kata-katanya, Yesus menjelaskan kerajaan dan mengundang orang untuk masuk ke dalamnya. Lukas merangkum pelayanan Yesus sebagai "memberitakan dan membawa kabar baik Kerajaan Allah" (Lukas 8: 1). Pernyataan kerajaan sering kali datang melalui perumpamaan Yesus yang mengilustrasikan apa itu dan bagaimana cara kerjanya.

 

5. Yesus menunjukkan Kerajaan.

Melalui karya-karyaNya, Yesus menunjukkan kekuatan Kerajaan dan otoritasNya atas pangeran kegelapan. Seperti yang Yesus jelaskan, “Jika dengan jari Allah Aku mengusir setan-setan, maka Kerajaan Allah telah turun atas kamu” (Lukas 11:20). Yesus tidak hanya menyatakan Kerajaan dalam kata-kataNya tetapi juga menunjukkan Kerajaan dalam karya-karyaNya.

 

6. Yesus menyebarkan Kerajaan.

Yesus mengutus para pengikutNya sebagai Duta Besar Kerajaan untuk menyambut kedatanganNya. Penyebaran ini terjadi dalam Lukas 10 ketika Yesus mengirim 72 orang, memerintahkan mereka untuk mengatakan, "Kerajaan Allah sudah dekat kepadamu" (Lukas 10: 9). Dalam amanat agung, Raja Yesus mengeluarkan rencana pertempuran pemuridanNya ke gereja karena Ia memiliki "semua kuasa di surga dan di bumi" (Mat 28:18). Yesus mengirim tentaraNya ke garis depan untuk terlibat dalam kerajaan kegelapan. Lukas 10 ketika Yesus mengirim 72 orang, memerintahkan mereka untuk berkata, "Kerajaan Allah sudah dekat kepadamu" ( Lukas 10: 9 ). Dalam amanat agung, Raja Yesus mengeluarkan rencana pertempuran pemuridanNya ke gereja karena ia memiliki "semua kuasa di surga dan di bumi" ( Mat 28:18 ). Yesus mengirim tentaraNya ke garis depan untuk terlibat dalam kerajaan kegelapan.

 

7. Yesus mengubah Kerajaan.

Harapan mesianis Israel terfokus pada kedatangan penakluk militer yang akan menyelamatkan mereka dari musuh-musuh geo-politik mereka. Itulah sebabnya mereka berupaya menjadikan Yesus raja (Yohanes 6:15). Tetapi Yesus mengorientasikan kembali visi mereka dengan menyatakan, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini” (Yohanes 18:36). Yesus mengubah kerajaan, menunjukkan sifatNya holistik, menebus dalam misiNya, dan kosmik dalam cakupannya. Yohanes 6:15 ). Tetapi Yesus mengorientasikan kembali visi mereka dengan menyatakan, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini” ( Yohanes 18:36 ). Yesus mengubah Kerajaan, menunjukkan sifatnya holistik, menebus dalam misinya, dan kosmik dalam cakupannya.

 

8. Yesus membeli Kerajaan.

Melalui kemenangan kematian dan kebangkitanNya, Yesus menebus Kerajaan. Seraya Ia memuaskan murka Allah yang dicurahkan bagi mereka yang memberontak terhadap pemerintahanNya, Yesus mengalahkan Setan, dosa, dan maut (Kol 2: 14-15). Dia mengalahkan dunia, daging, dan Iblis dengan menghancurkan kekuatan kerajaan kegelapan. Dengan membeli orang-orang kerajaan di salib, Yesus membuktikan diriNya sebagai penguasa sah Kerajaan yang dipulihkan. Kol 2: 14-15 ). Dia mengalahkan dunia, daging, dan Iblis dengan menghancurkan kekuatan kerajaan kegelapan. Dengan membeli orang-orang kerajaan di salib, Yesus membuktikan dirinya sebagai penguasa sah Kerajaan yang dipulihkan.

 

9. Yesus menyimpulkan dengan Kerajaan.

Dalam kata-kata terakhirNya kepada umat-Nya, Yesus mengakhiri pelayananNya di bumi dengan menjelaskan Kerajaan. Tepat sebelum kenaikanNya, murid-murid Yesus bertanya kepadaNya, “Tuhan, maukah kamu pada saat ini mengembalikan kerajaan ke Israel?” (Kisah 1: 6). Bahkan pada akhir pelayananNya di bumi, Yesus memutuskan kebingungan tentang Kerajaan. Jadi Kerajaan adalah kunci dimulainya pelayanan Yesus di bumi dan juga puncaknya. Kisah Para Rasul 1: 6). 

 

10. Yesus mengembalikan Kerajaan.

Dalam kedatangan Kristus yang kedua, Yesus kembali sebagai Raja Prajurit yang menang. Ketika Ia kembali untuk mencapai kemenangan terakhir, nama yang tertulis di tubuhnya adalah "Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan" (Why 19:16). Akhirnya, Ia menempatkan semua musuhNya di bawah kakiNya ketika Ia meluncurkan kerajaan ciptaan baru yang sepenuhnya mencerminkan pemerintahanNya yang benar. Dia menyempurnakan penaklukan yang dimulai dengan kelahiranNya. Why 19:16 ). 

 

Jika Kerajaan Allah adalah pusat kehidupan dan pelayanan Yesus, maka itu tetap penting bagi teologi dan etika kita dewasa ini. Maka Kerajaan Allah haruslah menjadi inti dan pusat kehidupan kekristenan, orang Kristen, dan Gereja.

 

Kerajaan Allah Ada Di Tengah-Tengah Anda Dalam Pribadi Dan Kehadiran Yesus.

Kekristenan berarti memberikan kesaksian kepada Kristus setiap hari.

Kekristenan bukanlah sekolah gagasan atau kumpulan gedung gereja yang indah dan dipenuhi karya seni yang indah.

Kekristenan adalah orang yang hidup yang mengikuti Yesus dan memberikan kesaksian kepadaNya setiap hari.

Apakah saya seorang Kristen yang memberikan kesaksian kepada Yesus?

Apakah saya adalah numerary sederhana dari sekte ini?

Apakah saya tidak dapat membiarkan Roh Kudus "mendorong saya maju dalam panggilan Kristen saya?" 

Seorang Kristen yang tidak memberikan kesaksian itu tidak diperhitungkan.

Kekristenan bukan agama ide, teologi murni, hal-hal indah dan perintah.

Kekristenan adalah orang yang mengikuti Yesus Kristus dan memberikan kesaksian - yaitu, ingin memberikan kesaksian kepada Yesus Kristus - dan saksi ini terkadang berakhir dengan memberikan hidup seseorang.

Stefanus, martir pertama gereja. Seperti Yesus, adalah objek dari para pemimpin yang cemburu yang ingin melenyapkannya dan menjadi sasaran saksi palsu. Tetapi Stefanus tahu bahwa para penuduhnya menentang Roh Kudus dan dia mati, seperti Yesus, meminta penganiayanya diampuni. Mereka yang bertanggung jawab atas kematian martir itu dipenuhi dengan kebencian - kebencian yang telah ditaburkan dalam hati mereka oleh iblis.

Itulah sebabnya, dalam salah satu ucapan bahagia itu, Yesus berkata, "berbahagialah kamu ketika mereka menghina kamu dan menganiaya kamu dan mengucapkan segala macam kejahatan terhadap kamu dengan salah karena Aku."

Dianiaya, menjadi martir, memberikan hidup seseorang bagi Yesus adalah alasan untuk bersukacita karena "darah para martir adalah benih orang Kristen".

Iblis tidak tahan melihat kekudusan gereja atau kekudusan seseorang tanpa mencoba menimbulkan semacam masalah. Tetapi Dia yang ada di dalam kita, lebih besar dari dia yang di dalam dunia ini. Bahkan, kita lebih dari pemenang.


Komentar

SALING MEMBERKATI

Galatia 6:6 Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.

Pembaca yang dikasihi Yesus Kristus.

Kalau Anda merasa diberkati oleh Firman Tuhan melalui Tulisan ini, alangkah indahnya jika Sdr/i juga memberkati pengelolaan pelayanan ini dengan Harapan kami disetor/transfer ke rekening/please deposit or transfer to:

Account No: 1146159795

Bank BNI

SWIFT Code / BIC BNINIDJARWM

Money Transfer: Save on international fees by using TransferWise, which is 5x cheaper than banks.

Terima kasih Tuhan Yesus memberkati Sdr/i.

Postingan populer dari blog ini

Pikiran Sesat Akibat Pemisahan

ASAL MULA PEMISAHAN Kejadian 1:28  – Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. Kejadian 3:15 . Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Aku akan mengadakan permusuhan antara kamu dengan perempuan ini, dan di antara keturunanmu dan keturunannya.  Efesus 4:17-32 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia. Memperluas, memperbanyak, berlipat ganda   adalah aspek fundamental dari Allah yang Dia berikan kepada Anak-Nya.  Dalam ciptaan, Allah memperluas diri-Nya kepada ciptaan-Nya dan memberi mereka dengan kehendak kasih yang sama untuk mencipta.  Anda tidak hanya diciptakan sepenu

KRISTOKRASI - bagian pertama

  KRISTOKRASI   Pengantar. Dalam beberapa publikasi ke depan, blog ini akan diisi dengan serial Kristokrasi secara berkelanjutan. Tujuannya, sehingga ada rujukan atau perbandingan bagi setiap orang Kristen dan siapa saja yang ingin tahu agar dapat mempraktekkan kehidupan surga di bumi. Keyakinan kami ketika Allah menciptakan surga dan bumi, bumi dimaksudkan untuk memperlihatkan bagaimana tatanan kehidupan surgawi yang dijalani setiap saat oleh setiap mahkluk ciptaanNya. Setiap jiwa, melalui agama yang dipeluknya mencoba mencari surga dan umumnya berpendapat surga itu dicapai ketika jiwa dan roh meninggalkan tubuh. Mereka berharap mengevakuasi manusia dari dunia ini, di bumi ke surga yang mereka ciptakan dan ajarkan turun temurun. Di sisi lain, kalau kita teliti, bible memberikan alternative lain: surga datang ke bumi, sehingga manusia yang diberikan kuasa untuk mengusahakan dan memelihara bumi dapat mewujudkan bumi sebagai bagian dari Kerajaan Surga. Tentu saja lebih dahulu dia tah

Sistem Pemerintahan Yesus Kristus

Sistem Pemerintahan Yesus Kristus Sistem Pemerintahan Yesus Kristus adalah sistem pemerintahan dalam kekuasaan Tuhan dalam nama Yesus Kristus. Jabatan Pemerintahan tertinggi dalam Pemerintahan Yesus Kristus adalah Raja segala raja. Sistem pemerintahan Kristus disebut Kristokrasi. Kristokrasi adalah wahyu yang menangkap esensi kemuliaan Raja melalui para pengikut-Nya.   Rajanya Yesus, pelaksana kekuasaan Raja adalah para pengikutNya. Yesus adalah Allah bagi orang Kristen, maka Pemerintahan Yesus Kristus adalah Pemerintahan Allah. Karena sistem pemerintahan Kristus berdasarkan kekuasan Raja, maka seluruh ciptaan Allah adalah termasuk dalam Kerajaan Yesus Kristus disebut juga Kerajaan Allah. Guru-guru agama dan sekolah teologi dan pendeta-pendeta di gereja mungkin tidak pernah mengajari kekuasaan dan pemerintahan seperti yang dimaksudkan dan diperintahkan Kristus. Kalau paham dan taat tentu corak gereja yang kita kenal pasti berbeda. Selama ini tubuh Kristus telah bergumul di antara

KE SITUS LEMSAKTI