Langsung ke konten utama

KEMBALINYA KERAJAAN SURGA KE BUMI


KEMBALINYA KERAJAAN SURGA KE BUMI

Wahyu 21: Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Ancaman terbesar bagi masyarakat sipil adalah umat manusia. Setiap hari banjir gambar di layar gadget dan televisi kita menceritakan kisah sedih. Darah, kematian, diplomasi, konflik, kebencian, ketakutan, kemiskinan, kelaparan, pemerkosaan, genosida, pengungsi dan migrasi manusia, bencana alam, pemboman sehari-hari, ketidakpastian ekonomi, imigrasi, korupsi, kerusakan moral, revolusi seksual, dan bentrokan budaya kontra. Semua ini bersaksi tentang fakta yang tak terbantahkan bahwa kita, manusia adalah musuh terburuk dari kita, manusia sendiri.

Semua universitas kita, teknologi ruang cyber, nano, bio, nuklir, smartphone, think tank, pertemuan G-8, pertemuan tingkat tinggi PBB, pertemuan puncak davos, dewan ekonomi, kebijakan fiskal dan imigrasi, kemajuan medis, eksperimen sosial, konferensi keagamaan, koalisi partai politik, persekutuan gereja, dewan gereja, pawai perdamaian, dan deklarasi gencatan senjata dan perdamaian di bumi semuanya tampaknya tidak memiliki belas kasihan karena dikuasai oleh roh penghancur yang kita tentukan sendiri.

Kita membangun gedung dan kemudian mengebomnya. Kita membuat senjata dan menggunakannya pada diri kita sendiri. Kita menciptakan obat-obatan yang menyembuhkan dan kemudian tidak memberikannya kepada yang sakit. Kita meningkatkan World Wide Web untuk meningkatkan komunikasi global dan kemudian menggunakannya untuk menghancurkan serat moral dan syaraf anak-anak kita. Kita adalah musuh terbesar kita sendiri.

Sumber Agama
Semua ini diperparah dengan pendirian agama-agama canggih tempat kita mundur untuk melepaskan diri dari kekacauan sosial yang telah kita ciptakan. Agama adalah kekuasaan paling kuat di muka bumi. Meskipun banyak yang mengatakan sebaliknya, semua orang di dunia ini religious atau beragama.

Agama didefinisikan sebagai kepatuhan terhadap seperangkat sistem kepercayaan yang mengatur perilaku moral, sosial, dan ritualistik individu. Definisi ini akan mencakup apa yang disebut monoteis, politeis, ateis, sekuler, komunis, sosialis, humanis atau agnostic. Mereka semua menganut sistem kepercayaan tertentu. Sistem kepercayaan itu bisa jadi keyakinan bahwa tidak ada komponen takdir dalam penciptaan atau kehidupan seperti yang kita mengetahuinya. Sistem kepercayaan itu bisa jadi keyakinan pada kekuasaan manusia sebagai tolok ukur kebenaran dan hak tertinggi.

Hampir setiap masalah besar dalam sejarah dan di dunia kontemporer kita dapat ditelusuri ke dasar agama. Agama telah memotivasi pembantaian jutaan orang selama bertahun-tahun dalam berbagai peristiwa mengerikan seperti Perang Salib, Inkuisisi, dan perang yang berkaitan dengan Reformasi Protestan dan Kontra-Reformasi Katolik.

Perbudakan, pembersihan etnis, apartheid, segregasi, diskriminasi rasial, dan praktik-praktik opresif lainnya semuanya telah dibenarkan oleh beberapa aturan atau sistem agama. Bahkan milenium baru ini dimulai dengan aksi definitif terorisme agama. Serangan teroris 11 September 2001 mengirimkan gelombang kejutan melalui sistem saraf global umat manusia. Serangan teroris berlanjut hari ini untuk memicu kebakaran konflik, kebencian, ketakutan, dan pembunuhan di seluruh dunia. Betapa ironisnya agama itu. Agama yang menurut sifatnya seharusnya memberikan solusi bagi masalah umat manusia dan memberikan harapan serta keyakinan bagi kehidupan, telah dengan sendirinya menciptakan lebih banyak masalah sepanjang sejarah daripada yang telah dipecahkan. Radikalisme agama selalu muncul dalam berbagai bentuk dan modus.  Agama menjadi harapan sekaligus ancaman.

Namun agama adalah fenomena alam yang ada dalam beberapa bentuk di setiap budaya manusia — dan selalu demikian. Masyarakat manusia primitif dan modern sama-sama memanifestasikan ritual keagamaan yang mendefinisikan budaya dan kehidupan komunal mereka. Ini menimbulkan pertanyaan alami:
Darimana sumber agama, dan mengapa itu merupakan sifat alami yang melekat pada roh manusia?

Berbagai penelitian dan eksplorasi banyak pribadi yang terpanggil berusaha keras mencari jawaban atas pertanyaan ini. Beberapa dan hanya segelintir telah membawanya pada kesimpulan. Agama adalah hasil dari kelaparan yang melekat pada roh manusia yang belum dapat didefinisikan oleh manusia karena masih terus harus berusaha memuaskan. Rasa lapar yang tak dapat didefinisikan dan tidak terpuaskan ini, muncul dari kekosongan yang diciptakan oleh hilangnya sesuatu yang dulu dimiliki manusia. Kehilangan milik ini mendorong setiap manusia untuk mencari jawaban di luar wilayahnya sendiri.

Generasi manusia telah berusaha untuk memuaskan rasa lapar ini melalui takhayul, ritual canggih, adat istiadat, dan praktik yang sering kali tampaknya menentang logika dan alasan manusia. Sebagian besar kegiatan keagamaan manusia berusaha untuk berurusan dengan mencari jawaban atas beberapa pertanyaan. Mereka bertanya tentang keberadaan dan tujuan umat manusia serta kehidupan setelah kematian dan dunia spiritual yang tidak dikenal. Banyak dari agama-agama ini menarik orang menjadi penganutnya, karena mereka menjanjikan kekuasaan kepada penganutnya untuk mengendalikan keadaan kehidupan sehari-hari mereka. Apakah mereka dapat memenuhi janji ini atau tidak itu adalah masalah lain.

Secara pribadi, selama orang masih hidup, pertanyaan yang sering diajukan adalah:
1.      Untuk apa aku dilahirkan ke dunia ini?
2.      Apa yang harus aku lakukan dan capai dalam hidupku?
3.      Dimanakah aku harus berada dan bagaimana aku melakukan yang menjadi bagianku di dunia ini?

Tujuan www.kerajaanbiblikal.com adalah untuk membantu Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Untuk menyajikan kepada Anda proposisi yang melampaui agama langsung ke jantung kebutuhan terbesar umat manusia. Untuk menawarkan solusi atas pencarian manusia universal ini. Saya yakin bahwa setiap orang di bumi akhirnya mencari dua hal dalam hidup: kekuasaan dan tujuan.

Kita semua mencari tujuan keberadaan kita.  Kita semua mencari kekuasaan untuk mengendalikan hidup kita dan keadaan kita.  Kita semua mencari kekuasaan untuk menentukan masa depan dan memprediksi yang tidak diketahui. Kita semua mencari kekuasaan atas kematian dan kekuasaan atas kehidupan. Kita mencari tujuan dan kekuasaan ini dalam banyak hal antara lain: agama, politik, uang, ketenaran, jabatan, pengakuan, pengaruh, pengikut. Upaya kita mencapai tujuan dan kekuasaan adalah sumber dan motivasi utama untuk pengembangan agama.

Semua Agama Adalah Sama
Semua agama sama dalam arti bahwa mereka berusaha menjawab pertanyaan tentang kekuasaan dan tujuan. Mereka semua menjanjikan kekuasaan untuk mengendalikan kehidupan dan keadaan dan menjelaskan kehidupan dan kematian. Mereka semua mengklaim memiliki kebenaran. Mereka semua mengklaim keunggulan satu sama lain. Mereka semua membandingkan dan bersaing satu sama lain.

Mereka semua menuntut kepatuhan terhadap sistem kepercayaan khusus mereka sambil menyangkal yang lain. Mereka semua termotivasi oleh pertikaian dan biasanya berkembang dalam budaya yang terisolasi yang mengecualikan segmen kemanusiaan lainnya. Faktanya, semua agama tampaknya bermegah dalam semangat segregasi dan separatisme. Alih-alih menyatukan umat manusia dengan kekuasaan dan pengetahuan yang sama tentang tujuan, agama justru membuktikan dirinya sebagai pemisah besar umat manusia.

Jawaban Yang Tidak Beragama
Ini bukan pelajaran agama tetapi pelajaran tentang konsep yang diperkenalkan pada awal penciptaan manusia. Konsep itu adalah sumber pencarian manusia. Karena kehilangan “apa yang dicari” menjadi alasan mengapa manusia “menciptakan” agama. Sebelum saya dapat mencoba untuk membahas konsep dinamis ini, perlu untuk merujuk pada dokumen di mana ia pertama kali diperkenalkan. Dalam "pelajaran permulaan," pelajaran pertama Musa, penulis besar Ibrani dan pejuang kemerdekaan, kata-kata ini menjelaskan alasan pencarian umat manusia untuk tujuan dan kekuasaan:
Kemudian Tuhan berkata, “Mari kita jadikan manusia menurut gambar kita, sesuai dengan rupa kita; biarlah mereka berkuasa atas ikan di laut, atas burung di udara, dan atas ternak, di atas seluruh bumi dan di atas segala yang merayap di bumi” (Kejadian 1:26, NKJV, terjemahan bebas).

Pernyataan ini mendokumentasikan deklarasi paling penting yang pernah dibuat tentang umat manusia. Ini menyatakan motivasi, sifat, tujuan, dan mandat di balik penciptaan umat manusia. Pernyataan ini menjelaskan dominasi atau kekuasaan yang menjadi tujuan penciptaan dan keberadaan manusia. Kata "kekuasaan" di sini menerjemahkan kata Ibrani mamlakah, yang juga dapat diterjemahkan sebagai "kerajaan," "pemerintahan yang berdaulat," atau "kekuasaan kerajaan." Pada dasarnya, umat manusia diciptakan untuk memiliki pemerintahan atas bumi.

Hal pertama yang diberikan kepada manusia oleh Penciptanya adalah "kerajaan." Tugas dan mandat awal “kerajaan” ini adalah tujuan utama dan motivasi Pencipta bagi makhluk manusia-Nya. Dominion atau “kerajaan” menetapkan kerangka kerja untuk semua keinginan, hasrat, dan kegiatan umat manusia. “Kerajaan” merupakan kunci bagi pemenuhannya serta kedamaian pribadi dan perusahaan. “Kerajaan” juga merupakan dasar dan sumber kebutuhannya untuk mengendalikan dan mengatur lingkungan dan keadaannya.

Mandat kerajaan inilah yang memvalidasi keinginan manusia akan kekuasaan. Kekuasaan itu alami bagi jiwa manusia. Mungkin ini adalah salah satu alasan mengapa jutaan orang telah berpaling dari semua bentuk agama yang dilembagakan. Mereka beralih memilih untuk merangkul filosofi seperti humanisme, komunisme, dan agnostisisme. Bahkan uang, pekerjaan, usaha, profesi, hobby dan komunitas telah menjadi alternative dari lembaga keagamaan.

Beberapa hanya menyerah dan kehilangan semua harapan dalam kemanusiaan. Saya sendiri telah berjuang keras untuk memahami dikotomi sifat manusia ini. Keinginan kita untuk menyembah dan melayani dewa yang kita klaim sebagai pemurah dan pengasih, sementara pada saat yang sama menunjukkan semangat destruktif yang dimotivasi oleh "kesetiaan" kita pada hal ini. Dewa yang sama, baik tapi jahat.

Sepanjang jalan saya juga kehilangan kepercayaan pada konsep agama. Dalam arti sebenarnya harus mencari sesuatu di luar dan lebih unggul dari praktik-praktik cacat yang diciptakan oleh manusia ini. Tanya pada diri Anda sendiri, apakah agama Anda menjadi jawaban atau solusi atas semua permasalahan yang Anda hadapi? Atau, jangan-jangan agama menjadi bagian dari masalah hidup Anda. Anda cari tahu sendiri jawabannya.

Hilangnya Kekuasaan
Kegagalan umat manusia karena ketidaktaatan kepada Penciptanya mengakibatkan hilangnya dominasinya atas bumi. Dia kehilangan mandat kerajaannya, pemberian kekuasaan ilahi. Singkatnya, manusia kehilangan kerajaannya. Penting untuk dicatat di sini bahwa ketika manusia jatuh dari kasih karunia, ia kehilangan kerajaan, bukan agama. Dia kehilangan kekuasaan atas bumi. Dia tidak kehilangan Surga. Karena itu, pencarian umat manusia bukan untuk agama atau Surga, tetapi untuk kerajaannya. Surga selalu menantikan Anda. Anda akan sampai ke Surga selama tetap berjalan dan berada di jalur yang menuju Surga.

Inilah sebabnya agama tidak pernah bisa memuaskan rasa lapar yang mendalam di hati manusia. Agama itu sendiri pencarian. Tidak ada agama yang bisa menggantikan kerajaan atau mengisi kekosongan dalam jiwa manusia. Rasa lapar hati manusia adalah untuk kerajaan yang hilang.

Pesan Alkitab
Pandangan yang cermat dan jujur ​​pada nats-nats Alkitab akan mengungkapkan bahwa pesan mendasar dari Kitab yang sangat disalahpahami ini adalah tentang Raja dan Kerajaan. Alkitab bukan terutama tentang agama atau ritual. Tetapi Alkitab tentang pembentukan pemerintahan kerajaan di planet ini dari alam surga. Ini adalah tentang proyek ilahi untuk memerintah bumi dari Surga melalui umat manusia. Secara praktis, Alkitab adalah tentang keluarga kerajaan yang diberi mandat untuk menjajah bumi dari Surga.

Tugas kerajaan ini adalah prioritas Allah Pencipta dan objek pengejaran yang melekat pada umat manusia.

Gagal Paham Tentang YESUS
Saya percaya tidak ada seorang pun yang pernah hidup yang gagal dipahami lebih daripada guru muda yang kebetulan dilahirkan, bukan karena preferensi tetapi dengan janji, melalui garis Perjanjian Lama Ibrani patriark Abraham — Yesus sang Kristus. Kegagalan memahami atau kesalahpahaman tentang Yesus telah menyebabkan umat Islam menolak-Nya, orang-orang Hindu mencurigai-Nya, umat Buddha mengabaikan-Nya, ateis membenci-Nya, dan kaum agnostik menyangkal Dia. Tetapi mungkin saja mereka yang mengaku mewakili-Nya yang paling banyak — orang-orang Kristen — yang sebenarnya telah gagal paham dan salah paham. Oleh karena itu, orang Kristen paling banyak merepresentasikan kegagalan pemahaman tentang Dia.

Jika pernyataan terakhir saya kedengarannya aneh dan jauh dari sasaran bagi Anda, izinkan saya mendorong Anda untuk membaca sisa pelajaran ini sebelum menutup pikiran Anda terhadap kemungkinan ini. Dalam hidup saya sendiri, saya harus mengatasi cacat pribadi saya sendiri terkait dengan pemahaman saya tentang Yesus dan pesan-Nya. Pelajaran ini akan menunjukkan tanpa keraguan bahwa pesan, tugas, hasrat, dan tujuan Yesus bukanlah untuk membangun agama ritual dan aturan.  Tujuan Yesus untuk memperkenalkan kembali suatu kerajaan. Segala sesuatu yang Yesus katakan dan lakukan — doa, pengajaran, penyembuhan, dan mukjizat-Nya - difokuskan pada kerajaan, bukan agama.

Yesus disibukkan dengan Kerajaan. Kerajaan adalah prioritas utama-Nya, mandat surgawi-Nya. Mereka yang datang pertama-tama, orang-orang Yahudi, salah mengerti tentang Yesus dan melihat Dia sebagai pemberontak, orang yang tidak sesuai, dan seorang fanatik. Dalam pikiran mereka, Dia, paling tidak, seorang guru kerabian yang sesat menyebarkan ajaran sesat yang mencemari ajaran dan hukum Musa dan Yudaisme. Sebenarnya, mereka telah mereduksi pesan Musa menjadi agama yang canggih di mana ketaatan yang ketat terhadap hukum menjadi lebih penting daripada tujuan semula pengadaan hukum itu. Mereka mengharapkan Yesus melakukan hal yang sama. Maksud asli dari mandat Allah kepada Musa bukanlah untuk membangun agama tetapi bangsa yang ingin mencintai, melayani, dan menghormati Allah — "imamat kerajaan [dan] bangsa yang kudus" (lihat 1 Pet. 2: 9).

Orang Muslim salah mengerti tentang Dia, karena memperlakukan Yesus sebagai orang lain dalam barisan nabi yang adalah seorang guru yang hebat, seorang yang baik, dan seorang nabi yang luar biasa, tetapi yang gagal dan gagal memberikan karya penebusan yang telah selesai kepada umat manusia.

Orang Hindu salah memahami Dia, karena memperlakukan Yesus sebagai guru yang baik, orang yang baik, dan hanya dewa lain untuk ditambahkan ke daftar dewa mereka untuk menyediakan layanan dalam kebutuhan mereka untuk keamanan spiritual.

Ateis, agnostik, dan humanis melihatnya sebagai manusia biasa, seorang tokoh sejarah, yang diubah oleh sekelompok orang yang salah arah menjadi dewa dan objek pemujaan. Mereka mengakui bahwa Yesus ada, tetapi menyangkal mukjizat-Nya serta klaim-Nya untuk keilahian.

Media, ilmuwan, dan sekularis melihat Dia sebagai permainan yang adil untuk penyelidikan dan kritik. Mereka mengakui Dia sebagai subjek yang menarik untuk argumen, teori, diskusi, dan perdebatan sambil mengabaikan Klaim ilahi-Nya. Mereka ini mempertanyakan validitas-Nya, integritas, dan kadang-kadang, keberadaan-Nya sendiri.

Orang-orang Kristen telah salah memahami Dia sebagai pendiri agama.  Orang-orang Kristen telah mengubah ajaran-ajaran dan metode-Nya menjadi kebiasaan dan kegiatan-Nya menjadi ritual. Banyak Orang-orang Kristen bahkan telah mengurangi pesan-Nya menjadi tidak lebih dari rencana pelarian untuk pergi ke surga. Orang-orang Kristen memperlakukan janji-janji-Nya sebagai kebijakan asuransi kebakaran belaka untuk melarikan diri dari rasa sakit neraka yang menyiksa.

Namun suatu penelitian dan ulasan sederhana terhadap pesan dan prioritas-Nya mengungkapkan bahwa Yesus hanya memiliki satu pesan, satu mandat, dan satu misi - kembalinya Kerajaan Surga ke bumi. Sejak awal, Yesus menjelaskan bahwa kebutuhan utama umat manusia, dan satu-satunya solusi untuk dilema umat manusia, adalah Kerajaan Surga.

Pernyataan publik pertama Yesus mengungkapkan prioritas Kerajaan ini: Sejak saat itu Yesus mulai berkhotbah,
“Bertobatlah, karena Kerajaan Sorga sudah dekat” (Matius 4:17).
Berbahagialah orang miskin dalam roh, karena mereka adalah Kerajaan Surga (Matius 5: 3).

Pengumuman pertama Yesus adalah kedatangan Kerajaan Surga. Solusi bagi roh manusia yang kurang gizi dan bangkrut bukanlah agama melainkan Kerajaan Surga. Dengan kata lain, jika Anda miskin secara rohani, hanya Kerajaan Surga yang akan memuaskan dan memenuhi rasa lapar Anda. Kerajaan Surga adalah prioritas Tuhan dan harus menjadi prioritas kita jika kita ingin mengatasi kebingungan agama dan ancaman kehancuran diri.

Agama Versus Kerajaan
Kekuasaan agama terletak pada kemampuannya untuk menjadi pengganti Kerajaan. Dengan demikian agama menghalangi umat manusia untuk mengejar jawaban yang tulus terhadap dilema-nya. Penelitian saya tentang sifat agama dan bagaimana proses pencarian manusia terhadap Kerajaan Surga mengungkap beberapa kebenaran penting:

1.      Agama menyibukkan manusia sampai ia menemukan Kerajaan.
2.      Agama adalah apa yang dilakukan manusia sampai ia menemukan Kerajaan.
3.      Agama mempersiapkan manusia untuk meninggalkan bumi; Kerajaan memberdayakan manusia untuk mendominasi bumi.
4.      Agama berfokus pada Surga; Kerajaan berfokus di bumi.
5.      Agama menjangkau Tuhan; Kerajaan adalah Allah yang turun kepada manusia.
6.      Agama ingin lepas dari bumi; dampak Kerajaan untuk memberi pengaruh dan perubahan bumi.
7.      Agama berusaha untuk membawa bumi ke Surga; Kerajaan berupaya untuk membawa Surga ke bumi.

Mungkin inilah sebabnya mengapa Yesus berbicara kepada para pemimpin agama pada zaman-Nya dengan sangat kuat ketika Dia berkata:

13 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. 15 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. (Matius 23: 13, 15).

Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata: "Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? Matius 15: 1-3). Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri. (Matius 15: 6b).

20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:20).
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. (Matius 21: 31b).

Tampak jelas dari kata-kata ini bahwa agama adalah salah satu hambatan terbesar bagi Kerajaan Surga. Mungkin ini bisa menjadi alasan bagi kita semua untuk melihat lagi kekuasaan agama atas kehidupan, budaya, dan masyarakat kita.
Kembali Ke Kerajaan
Kekristenan sebagai suatu agama terkenal, mapan, dipelajari dengan baik, diteliti dengan baik, dicatat dengan baik, dan didistribusikan dengan baik. Tetapi sayang sekali dengan Kekristenan karena sedikit atau tidak ada yang diketahui tentang Kerajaan. Faktanya, sebagian besar dari mereka yang dilatih di lembaga-lembaga resmi untuk memahami iman Kristen dan lulusannya  menyebarkan pesannya yang diakui tanpa pernah mengikuti pelajaran khusus dalam pelajaran Kerajaan. Seringkali, tidak ada kurikulum seperti itu tersedia. Hasilnya adalah bahwa sedikit yang disebut menteri dan imam yang ditahbiskan, memiliki pengajaran formal dalam konsep Kerajaan apa pun. Prioritas mereka adalah dalam menyebarkan agama Kristen daripada pesan dan konsep Kerajaan Allah.

Kebaktian dan ibadah agama Kristen ini dan ritual, adat istiadat, dan ritus-ritusnya telah meninggalkan kekosongan besar di dunia yang harus dan hanya dapat dipenuhi dengan memahami Kerajaan.

Dalam www.kerajaanbiblikal.com ini Anda akan belajar apa itu kerajaan, mengapa itu kerajaan, bagaimana fungsinya, dan apa saja semua komponen yang membuat kerajaan unik. Anda juga akan menemukan perbedaan antara kerajaan dan agama. Anda juga akan belajar bagaimana membandingkannya dengan semua bentuk pemerintahan lainnya.

Anda akan diberi petunjuk dalam prinsip-prinsip konsep Kerajaan. Bagaimana hal itu berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Anda. Bagaimana Anda dapat menyesuaikan kewarganegaraan Kerajaan di sini dan sekarang. Pelajaran ini akan membantu Anda menghargai bahwa Anda tidak dapat menyesuaikan apa yang tidak Anda mengerti.  Anda tidak dapat  mengalami apa yang Anda tunda. Ini adalah panduan praktis Anda untuk memahami pesan paling penting yang pernah diterima manusia. Suatu pesan yang seluruh dunia perlu dengar. Pelajaran ini akan membekali Anda tidak hanya untuk menerima pesan itu tetapi juga untuk membaginya secara efektif dengan orang lain.

Bersambung ….


Komentar

SALING MEMBERKATI

Galatia 6:6 Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.

Pembaca yang dikasihi Yesus Kristus.

Kalau Anda merasa diberkati oleh Firman Tuhan melalui Tulisan ini, alangkah indahnya jika Sdr/i juga memberkati pengelolaan pelayanan ini dengan Harapan kami disetor/transfer ke rekening/please deposit or transfer to:

Account No: 1146159795

Bank BNI

SWIFT Code / BIC BNINIDJARWM

Money Transfer: Save on international fees by using TransferWise, which is 5x cheaper than banks.

Terima kasih Tuhan Yesus memberkati Sdr/i.

Postingan populer dari blog ini

MODUL 2 UNIT 2 DARI SINI KE SANA

MODUL 2 UNIT 2 DARI SINI KE SANA Tujuan dan sasaran Unit ini akan membantu Anda beranjak dan bergerak dari tempat Anda berada ke tempat yang Anda inginkan. • Terima penilaian Anda dan berdoalah tentang arah tujuan Anda. Perkiraan Waktu untuk Menyelesaikan Pelajaran: 15 menit Pelajaran Jika Anda dinilai di Level 1, 2 atau 3, berhati-hatilah! Mudah-mudahan, aspirasi masa depan Anda adalah untuk Level 4 atau 5 karena ada langkah-langkah yang dapat Anda ambil menuju Level 4 dan 5. Jika Anda dinilai di Level 4, selamat! Anda termasuk di antara sekelompok kecil gereja di dunia yang telah bergerak melampaui penambahan. Tetapi masih ada lagi yang bisa Anda lakukan untuk berpindah dari Level 4 ke 4+ dan, mungkin, Level 5. Mengamati kelemahan dan kekurangan kita tidak pernah mudah. Namun, jika kita ingin menjadi pemimpin yang berani yang mengambil tindakan yang diperlukan untuk menutup kesenjangan antara perilaku dan aspirasi kita yang berlipat ganda, kita harus mulai...

MEMPELAI PEREMPUAN, ISTRI DOMBA

MEMPELAI PEREMPUAN, ISTRI DOMBA SETIAP dari tujuh tokoh yang digunakan dalam Perjanjian Baru mengenai gereja menyarankan beberapa hubungan vital yang berbeda antara KRISTUS dan tubuh manusia surgawi-Nya. 1.       Sebagai domba mereka sangat bergantung pada Gembala. 2.       Sebagai cabang mereka mengambil kehidupan vital dari Pokok Anggur. 3.       Seperti batu di bangunan, mereka bersandar pada Batu Penjuru dan saling bergantung satu sama lain. 4.       Sebagai makhluk yang baru diciptakan mereka berdiri di Adam Terakhir, Kepala ras baru. 5.       Sebagai Kerajaan para imam mereka adalah subyek perantaraan Imam Besar dan melalui Dia menerima pelayanan imamat mereka sendiri. 6.       Sebagai anggota tubuh-Nya mereka adalah perwakilan yang terlihat dari Kepala dan alat manifestasi dan pelayanan-Nya. 7.   ...

IMAN

IMAN Sebagai anak Allah dan warga negara Kerajaan-Nya; Tuhan mengajar kita untuk tidak khawatir hal-hal dalam hidup ini. Tuhan mengajar kita untuk percaya pada Tuhan. Dia sebagai Bapa kita akan memenuhi kebutuhan kita. Tuhan mengajar kita mencari Dia dan Kerajaannya (Matius 6: 33-34). Ini melibatkan subjek iman, yang memiliki banyak sisi untuk itu. A. Iman Berarti Percaya Pada Yesus Untuk  Keselamatan                                                                                                                    Yohanes 3:16   Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak...

KE SITUS LEMSAKTI