Langsung ke konten utama

KEKAYAAN ADALAH KARAKTERISTIK UTAMA RAJA SURGA


KEKAYAAN ADALAH KARAKTERISTIK UTAMA RAJA SURGA

Tuhan adalah Raja dari alam roh yang disebut Surga. Tidak terlihat tetapi sangat nyata. Sebenarnya, Surga lebih nyata daripada alam alami tempat kita manusia hidup, bernafas, dan memiliki keberadaan kita. Surga ada sebelum alam alami ada. Surga. merupakan sumber dari mana semua alam berasal. Allah menciptakan bumi, membawa bentuk dari ketidakberwujudan dan keteraturan dari kekacauan, bukan untuk membiarkannya kosong tetapi agar dihuni. Sebab beginilah firman TUHAN, yang menciptakan langit, --Dialah Allah--yang membentuk bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya, --dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami--:"Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain (Yes. 45:18).

Tujuan dan rencananya yang semula dari Tuhan Maha Pencipta adalah untuk memperluas Kerajaan surgawi-Nya ke bumi. Untuk membawa pemerintahan rohani-Nya yang tak terlihat ke dalam wilayah alami yang kasat mata. Karena alasan inilah Dia menciptakan manusia. Dia menciptakan pria dan wanita. Dalam gambar-Nya sendiri dan mengenakannya dalam tubuh fisik dari daging dan darah dan tulang yang terbuat dari bahan yang sama seperti bumi itu sendiri. Dengan demikian mereka dapat melakukan penguasaan atas bumi seperti halnya Dia melakukannya di Surga. Mereka, manusia harus menjadi wakil pemerintahan-Nya, memerintah atas nama-Nya dan di bawah otoritas-Nya di bumi.

Raja dan kerajaan adalah konsep yang berasal dari surga, bukan asal duniawi. Tuhan memilih konsep-konsep ini untuk menggambarkan rencana dan program-Nya untuk umat manusia dan bumi. Dengan demikian, untuk dapat memahami Allah, kita harus memahami konsep kerajaan dan raja.

Adam diciptakan sebagai raja dan penguasa bumi. Ini wajar saja. Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya sendiri. Allah adalah Raja, manusia juga harus menjadi raja. Sebagai raja bumi, manusia memiliki kualitas dan karakteristik unik tertentu yang membedakannya dari makhluk-makhluk lain di bumi. Salah satu kualitas ini adalah penentuan nasib sendiri.  

Manusia memiliki kemampuan untuk bernalar. Manusia memiliki kemampuan untuk membingkai pemikiran dan idenya sendiri dan membuat keputusan sendiri. Dalam hal ini ia seperti Penciptanya.

Manusia juga diberkahi dengan kapasitas untuk berhadapan muka dengan Tuhan. Satu lawan satu dengan Tuhan, suatu hak istimewa yang tidak dinikmati oleh makhluk lain di bumi.

Sang Pencipta memberi Adam bumi sebagai wilayah kekuasaannya. Seorang raja bukanlah seorang raja kalau ia tidak memiliki wilayah yang akan dikuasai. Melalui penggunaan kekuatan penentuan nasib sendiri yang tidak tepat, Adam memberontak melawan Allah dan kehilangan kerajaannya di bumi.

Pemerintahan manusia atas bumi dirampas oleh "kerub penganggur," seorang malaikat pemberontak dan malaikat yang jatuh dari posisinya. Malaikat yang tidak memiliki hak atau wewenang untuk mengambilnya. Manusia menjadi budak di wilayahnya sendiri.

Tetapi karunia dan panggilan Allah tidak dapat dibatalkan. Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya. (Rm. 11:29). Rencana dan tujuan awal Allah masih ada dan harus terwujud. Nasib manusia itulah rencana dan Tujuan awal Tuhan adalah untuk menguasai bumi. Jadi manusia harus mendapatkan Kerajaannya kembali.

Ketika waktunya tepat dalam sejarah, Raja Surga mengutus Putra-Nya ke bumi untuk menegakkan kembali kekuasaan Surga di bumi. Ia mengutus Anak-Nya untuk memulihkan manusia dari kerajaan yang duniawi ke Kerajaannya yang surgawi.

Yesus Kristus memasuki khalayak publik dan memproklamirkan pesan sederhana namun mendalam: "Bertobatlah, karena Kerajaan Sorga sudah dekat" (Mat. 4: 17b). Sebagai manusia dan juga Putra Allah, Yesus memiliki wewenang untuk memulihkan Kerajaan dan memerintah sebagai Raja. Raja adalah hak kesulungan-Nya.

Kedudukan raja selalu merupakan masalah hak kesulungan atau silsilah. Setiap kali ada pelanggaran atas prinsip ini maka akan terjadi korban dan timbul kekacauan.

Anda ingat ketika Yesus berdiri di hadapan Pilatus pada pagi hari sebelum Ia disalibkan. Pilatus bertanya kepada-Nya apakah Ia adalah raja orang Yahudi. Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku." (Yohanes 18: 37).

Yesus bukan satu-satunya orang yang mengakui kerajaan-Nya. Bahkan sejak kelahiran-Nya, ada orang-orang yang tahu siapa Dia dan mengapa Dia datang. Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." (Matius 2: 1-2).

Kedatangan Yesus Kristus sebagai Raja menunjukkan sifat penting lain dari Allah: Ia adalah pemberi.
Pertama, Dia memberi manusia bumi untuk memerintah.
Kedua, setelah manusia kehilangan Kerajaannya, Allah memberikan Anak-Nya sehingga Ia bisa mendapatkan Kerajaan manusia kembali. Yesus memberikan diri-Nya, bahkan sampai mati, untuk menyelamatkan manusia dari efek dan konsekuensi dari pemberontakannya terhadap Allah.

Dalam kedatangan Yesus, dan di seluruh Alkitab kita melihat berulang-ulang bahwa memberi adalah prinsip dasar Kerajaan Surga. Tuhan adalah pemberi. Bahkan, kehormatan-Nya sebagai Raja Surga menuntut hadiah. Sebagai Tuhan, Dia memberi karena itu adalah sifat-Nya. Sebagai warga Kerajaan, kita memberi karena kita seperti Dia. Kita diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya. Memberi adalah cara yang tepat untuk menghormati raja.

Prinsip-Prinsip Memberi Kerajaan

1. Kekuatan raja ditampilkan dalam kekayaan mereka.
Semakin kaya raja, semakin besar kekuatannya. Kekayaan raja adalah reputasinya karena melahirkan persepsi kekuasaannya di mata orang lain. Inilah sebabnya raja selalu berusaha meningkatkan kekayaan dan perluas wilayah mereka. Cara yang paling jelas bahwa kekayaan memperlihatkan kekuatan raja adalah kemampuannya untuk memberi dengan murah hati.  Sebagai orang kaya yang pemurah, dan bahkan secara sengaja menghamburkan kekayaannya kepada warganya serta orang luar yang mengunjungi kerajaannya.

Raja yang memerintah atas tanah yang gersang mengakibatkan langkanya sumber daya. Warganya akan miskin, maka dia dinilai sebagai raja yang miskin. Raja yang kurang memiliki kekuasaan dan pengaruh. Raja seperti itu akan diberhentikan karena dianggap tidak memberikan pengaruh penting.

Raja miskin bahkan dianggap tidak mampu atau tidak mau merawat warga dan rakyatnya dengan baik. Karena itu, raja yang buruk mengembangkan reputasi yang buruk.

2. Tujuan kekayaan raja adalah untuk mengamankan reputasinya yaitu kemuliaan raja.
Setiap raja yang teliti ingin dikenal sebagai orang yang baik, raja yang baik hati, dan raja yang murah hati, dan raja adil. Dia terus-menerus memperhatikan kesejahteraan penuh dari rakyatnya. Dia ingin dapat menunjukkan kepada dunia bahwa dia dapat memberikan warganya apa pun dan semua yang mereka butuhkan.

Keluhan warga di kerajaan adalah hal yang memalukan bagi raja. Jadi reputasi raja terkait dengan kemampuannya untuk menjaga warganya. Kemampuan itu terkait langsung dengan kekayaannya.

Seorang raja yang rakyatnya aman dalam kebajikannya menyediakan semua kebutuhan rakyatnya akan dicintai oleh rakyatnya. Raja demikian juga dihormati oleh raja dan penguasa lainnya. Dia akan menikmati pemerintahan yang stabil dan aman. Reputasinya mapan, dan kemuliaan-Nya bersinar ke sekeliling akan mengokohkan kerajaannya.

3. Kemuliaan seorang raja adalah kekuatannya untuk mengalahkan raja lainnya.
Kemuliaan raja adalah alasan lain mengapa kekayaan penting bagi seorang raja. Raja sangat peduli dan terus menerus menjaga dan meningkatkan reputasi mereka. Tidak ada raja yang menyukai pemikiran bahwa ada raja lain melebihi dia. Dia tidak senang bila ada raja lain yang lebih kaya. Dia tidak suka ada raja lain yang lebih baik hati. Raja tidak suka bila ada orag lain yang  memberi melebihi daripada yang dia berikan. Akibatnya, raja akan memberikan secara bebas jauh lebih banyak sebagai tanggapan terhadap hadiah yang diberikan kepada mereka. Dia akan mempertontonkan kebaikan murni kerajaanya. Sering tidak proporsional dengan nilai hadiah yang diterima atau pantasnya penerima. Artinya yang dia terima jauh lebih sedikit daripada yang dia berikan. Mengapa? Untuk menciptakan reputasinya dan citranya.

Ini jelas merupakan karakteristik dari Raja Surga. Sebagai pemilik segalanya, Tuhan adalah Raja terkaya yang pernah ada, atau akan pernah ada. Tidak ada yang bisa mengalahkan Tuhan. Tuhan memberi dengan royal (sering disamakan dengan boros) tanpa memperhatikan kotra prestasi dari kita. Tuhan memberi tanpa memperhitungkan kemampuan kita untuk membayar kembali. Yang paling penting bagi kita umat tebusannya adalah Yesus meyakinkan kita bahwa adalah kesenangan Bapa-Nya untuk memberi kita Kerajaan. Bahkan diri Allah sendiri diberikan kepada kita menjadi milik kita selamanyaa, yaitu Roh Kudus. Dia tidak menuntut agar kita menjadikan diri kita "layak" lebih dahulu.

4. Memberikan permintaan kepada kekayaan raja.
Kekayaan yang tidak digunakan untuk apa pun tidak ada gunanya. Raja yang saleh dan baik hati tidak mencari kekayaan hanya untuk menumpuk kekayaan dan kesenangan mereka sendiri. Mereka tidak memperoleh kekayaan hanya supaya mereka bisa duduk di atas tumpukan kekayaannya. Mereka tidak berkata, “Lihat aku! Lihat betapa kayanya aku!”

Raja yang baik menggunakan kekayaan mereka untuk membangun kemakmuran bagi rakyat mereka. Kekayaan raja digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan cara ini kekayaan raja tetap berputar sehingga tidak mandek lalu membusuk.

Sesuai dengan prinsip dasar pembangunan kekayaan, raja-raja yang baik tahu cara membuat kekayaan mereka bekerja untuk mereka. Raja, seperti raja uang lainnya, mereka memberikan kekayaannya untuk menerima lebih banyak lagi. Itu adalah prinsip timbal balik. Mereka memberi, memberi, memberi kemudian mereka menerima, menerima, menerima, menerima, menerima, menerima, menerima. Prinsip timbal balik bekerja dua arah.

Memberi harta berharga kepada seorang raja otomatis menuntut kekayaannya dibagikan kepada pemberi pertama karena seorang raja tidak bisa membiarkan dirinya dikalahkan. Apa pun yang ia terima sebagai hadiah, ia harus kembali dibalan diberikan dalam bentuk berlipat ganda.

5. Memberi membutuhkan tanggapan dari raja.
Ketika Anda memberi kepada seorang raja, ia berkewajiban tidak hanya untuk menanggapi dengan membalas hadiah Anda tetapi juga untuk memberi melampaui apa yang diterimanya. Ketika ratu Sheba mengunjungi Raja Salomo dari Israel, hadiahnya berupa rempah-rempah, sejumlah besar emas dan batu permata, merupakan protokol yang cocok. Namun, dia tidak siap karena tidak membayangkan betapa besarnya kekayaan yang dia temukan di istana Salomo.

Ketika ratu negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah yang telah didirikannya, makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian, minumannya dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu itu. Dan ia berkata kepada raja: "Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu, tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan itu sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh setengahnyapun belum diberitahukan kepadaku; dalam hal hikmat dan kemakmuran, engkau melebihi kabar yang kudengar. Berbahagialah para isterimu, berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu! Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena TUHAN mengasihi orang Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran." 10 Lalu diberikannyalah kepada raja seratus dua puluh talenta emas, dan sangat banyak rempah-rempah dan batu permata yang mahal-mahal; tidak pernah datang lagi begitu banyak rempah-rempah seperti yang diberikan ratu negeri Syeba kepada raja Salomo itu. 13 Raja Salomo memberikan kepada ratu negeri Syeba segala yang dikehendakinya dan yang dimintanya, selain apa yang telah diberikannya kepadanya sebagaimana layak bagi raja Salomo. Lalu ratu itu berangkat pulang ke negerinya bersama-sama dengan pegawai-pegawainya. (1 Raja-raja 10: 4-10,13).

Sama mewahnya dengan hadiah Ratu Seba untuk Salomo, maka hadiah dari Raja Salomo untuk Ratu Seba sebagai balasannya jauh melebihi milik apa yang diberikan oleh Ratu. Raja Surga juga demikian. Ketika kita memberi kepada-Nya, Dia merespons dengan baik tetapi dalam ukuran yang jauh lebih besar. 3Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." 38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6: 36, 38).

Kita tidak akan pernah bisa mengalahkan Tuhan Allah. Kita memberi kepada Tuhan, maka Dia akan memberi dengan berlimpah ruah sebagai balasannya. Itu adalah prinsip Kerajaan-Nya. Selain itu, reputasi dan kemuliaan-Nya dipertaruhkan. Dia memberi terutama untuk kepentingan diriNya sendiri.  

6. Memberi kepada seorang raja adalah alat untuk menarik kekayaannya kepada si pemberi.
Memberi memberi memberi kemudian menerima, menerima, menerima, menerima. Prinsip ini berlaku dua arah. Raja memberikan kekayaan untuk mendapatkan lebih banyak kekayaan. Tetapi ketika kita memberi kepada Raja, itu akan memberi kita kembali karena kemurahan hati kita menarik kekayaan Raja kepada kita.

Ini secara langsung terkait dengan konsep penatagunaan versus kepemilikan. Selama kita merasa memiliki apa yang kita miliki, kita cenderung melekat padanya dan memegangnya dekat dengan dada kita. Dalam postur itu, menganggap segala sesuatu adalah milik kita, maka tidak mungkin untuk menerima lebih banyak. Kita tidak dapat menerima apa pun dengan kepalan tertutup dan jari yang terkepal. Di sisi lain, ketika kita mendekati Raja dengan tangan terbuka dengan barang-barang kita, kita tidak hanya dapat meletakkannya di kaki-Nya sebagai hadiah. Tetapi kita juga dalam posisi untuk menerima. Memberi kepada Raja otomatis menarik kekayaan-Nya kepada kita. Dia adalah pemberi dan tertarik kepada mereka yang memiliki semangat yang sama.

Komentar

SALING MEMBERKATI

Galatia 6:6 Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.

Pembaca yang dikasihi Yesus Kristus.

Kalau Anda merasa diberkati oleh Firman Tuhan melalui Tulisan ini, alangkah indahnya jika Sdr/i juga memberkati pengelolaan pelayanan ini dengan Harapan kami disetor/transfer ke rekening/please deposit or transfer to:

Account No: 1146159795

Bank BNI

SWIFT Code / BIC BNINIDJARWM

Money Transfer: Save on international fees by using TransferWise, which is 5x cheaper than banks.

Terima kasih Tuhan Yesus memberkati Sdr/i.

Postingan populer dari blog ini

Pikiran Sesat Akibat Pemisahan

ASAL MULA PEMISAHAN Kejadian 1:28  – Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. Kejadian 3:15 . Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Aku akan mengadakan permusuhan antara kamu dengan perempuan ini, dan di antara keturunanmu dan keturunannya.  Efesus 4:17-32 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia. Memperluas, memperbanyak, berlipat ganda   adalah aspek fundamental dari Allah yang Dia berikan kepada Anak-Nya.  Dalam ciptaan, Allah memperluas diri-Nya kepada ciptaan-Nya dan memberi mereka dengan kehendak kasih yang sama untuk mencipta.  Anda tidak hanya diciptakan sepenu

KRISTOKRASI - bagian pertama

  KRISTOKRASI   Pengantar. Dalam beberapa publikasi ke depan, blog ini akan diisi dengan serial Kristokrasi secara berkelanjutan. Tujuannya, sehingga ada rujukan atau perbandingan bagi setiap orang Kristen dan siapa saja yang ingin tahu agar dapat mempraktekkan kehidupan surga di bumi. Keyakinan kami ketika Allah menciptakan surga dan bumi, bumi dimaksudkan untuk memperlihatkan bagaimana tatanan kehidupan surgawi yang dijalani setiap saat oleh setiap mahkluk ciptaanNya. Setiap jiwa, melalui agama yang dipeluknya mencoba mencari surga dan umumnya berpendapat surga itu dicapai ketika jiwa dan roh meninggalkan tubuh. Mereka berharap mengevakuasi manusia dari dunia ini, di bumi ke surga yang mereka ciptakan dan ajarkan turun temurun. Di sisi lain, kalau kita teliti, bible memberikan alternative lain: surga datang ke bumi, sehingga manusia yang diberikan kuasa untuk mengusahakan dan memelihara bumi dapat mewujudkan bumi sebagai bagian dari Kerajaan Surga. Tentu saja lebih dahulu dia tah

Sistem Pemerintahan Yesus Kristus

Sistem Pemerintahan Yesus Kristus Sistem Pemerintahan Yesus Kristus adalah sistem pemerintahan dalam kekuasaan Tuhan dalam nama Yesus Kristus. Jabatan Pemerintahan tertinggi dalam Pemerintahan Yesus Kristus adalah Raja segala raja. Sistem pemerintahan Kristus disebut Kristokrasi. Kristokrasi adalah wahyu yang menangkap esensi kemuliaan Raja melalui para pengikut-Nya.   Rajanya Yesus, pelaksana kekuasaan Raja adalah para pengikutNya. Yesus adalah Allah bagi orang Kristen, maka Pemerintahan Yesus Kristus adalah Pemerintahan Allah. Karena sistem pemerintahan Kristus berdasarkan kekuasan Raja, maka seluruh ciptaan Allah adalah termasuk dalam Kerajaan Yesus Kristus disebut juga Kerajaan Allah. Guru-guru agama dan sekolah teologi dan pendeta-pendeta di gereja mungkin tidak pernah mengajari kekuasaan dan pemerintahan seperti yang dimaksudkan dan diperintahkan Kristus. Kalau paham dan taat tentu corak gereja yang kita kenal pasti berbeda. Selama ini tubuh Kristus telah bergumul di antara

KE SITUS LEMSAKTI